Waduk Bendo, Sawo, Ponorogo Masih Bermasalah Pembebasan Lahan
"Bendungan waduk Bendo luasnya 3.300 ha, dan jika tanahnya luas pasti masalahnya berbenturan dengan permukiman ppenduduk sekitar," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono saat meninjau pembangunan waduk Bendo di Ponorogo, Senin (30/11).
Dirinya mengatakan bahwa proyek tersebut sudah dimulai sejak tahun 2013, dan seharusnya ditargetkan selesai pada tahun 2017. Namun, karena terkendala pembebasan lahan, maka targetnya mundur dua tahun menjadi 2019.
"Ini harus saya kejar, dan selalu ditagih, karena ada aturan tertulis dan ini jelas berbeda dengan cuma kesepakatan kata-kata atau lisan," tegas Basuki.
Untuk mengatasi pembebasan lahan tersebut, Basuki akan membantu berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait adanya lahan dari Perhutani.
"Saya dekat dengan para menteri terkait dan kami selalu berkomunikasi dengan baik, nantinya kalau belum diizinkan, kita tabrak saja, asal beres," kata Basuki sembari tertawa.
Bendungan Bendo berfungsi sebagai penampungan air atau konservasi sumber air yang digunakan untuk berbagai keperluan pertanian dan untuk kebutuhan lainya di daerah Ponorogo dan sekitarnya.
Selain itu, bendungan tersebut juga berfungsi untuk meningkatkan intensitas produktivitas tanam dari 3,50 ton per hektare menjadi 4,60 ton, atau sebanyak 55.973 ton per tahun untuk petani sekitar.
Sementara, total biaya konstruksi waduk Bendo sebesar Rp651 miliar dan biaya pengawasan pekerjaan sebesar Rp26 miliar. Dengan luas tangkapan air sebanyak 120,63 km persegi, dengan tampungan sedimen 9,661 juta meter kubik.
Pihaknya berharap dengan adanya pembangunan infrastruktur yang tepat, akan membantu peningkatan perekonomian secara nasional dan global untuk kesejahteraan bersama. (warox/net)
0 Response to "Waduk Bendo, Sawo, Ponorogo Masih Bermasalah Pembebasan Lahan"
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.