Tidak Ada Solusi Puluhan Penderita HIV / AIDS Tinggal Nama

Cuma Tersisa Belasan dari Beragam Umur
KESEHATAN (TEROPONGREYOG) - Satu demi satu penderita HIV/AIDS meninggal dunia. Dari 21 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang terpantau Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo, kini menyisakan 14.''Ada 21 kasus HIV/AIDS,15 laki-laki dan enam perempuan.Tujuh orang meninggal,''kata dr Wiwiek Widiastuti, kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan(P2PL)Dinkes Ponorogo,kemarin(30/5).
    
Menurut dia,jumlah penderita meningkat dibanding tahun lalu.Selama 2010,ODHA yang ditemukan hanya 19 kasus. Jika ditotal,penderita HIV/AIDS dalam kurun 10 tahun terakhir hingga Mei ini,sebanyak 85 kasus dan 50 di antaranya dipastikan sudah meninggal dunia.
     
 Menurut Wiwiek,dari jumlah 21 kasus HIV/AIDS tersebut, usia penderita bervariasi. Bahkan,dua di antaranya masih anak-anak dengan usia di bawah sepuluh tahun. ''Rata-rata ODHA itu mantan tenaga kerja atau orang yang baru saja pergi merantau dari luar Negeri atau luar kota. Dan rata-rata penyebab utamanya karena hubungan seks yang menyimpang,''tegasnya. 
  
 Meski begitu,Wiwiek berharap ODHA tidak dikucilkan. Pihaknya kini berupaya mengintensifkan pola sosialisasi untuk mengikis stigma negatif terhadap ODHA.''Jika ODHA itu mendapat perlakuan diskriminatif, mereka bisa menyembunyikan penyakitnya.Bahkan,dapat muncul niat untuk menularkan penyakitnya itu kepada yang lain,'' ungkapnya.
     
Di sisi lain,tekad Dinkes mendeteksi HIV/AIDS ternyata tak mendapat dukungan dari APBD Ponorogo. ''Tetapi yang jelas,kami berupaya terus memantau kesehatan ke-14 ODHA yang masih hidup agar pola penyebarannya bisa kami tekan lebih dini,''tegasnya.

Semantara menurut penelitian tim kami di lapangan dari pemerintah memang tidak ada perhatian bagi penderita HIV. Terbukti dari keluarga penderita saat di konfermasi  dia menjelaskan bahwa dari dinas kesehatan Kecamatan memang terkesan tidak mau tau dengan kondisi tersebut, terutama solusi yang terbaik bagi si penderita.

"Kasihan mas, walaupun memang itu mungkin sudah Azab dari Yang Kuasa, tetapi sebagai manusia saya merasa sangat kasihan,kayakya fihak Puskesmas atau RSU tidak mau tau." ungkap salah seorang warga di daerah Balong yang tidak mau sebutkan namanya. (warok)
 

Subscribe to receive free email updates: