H. Amin, SH: KUD Bantarangin Perintis Grebeg Tutup Suro Bantarangin

PONOROGO (TEROPONGREYOG) - Grebeg Tutup Bulan Suro Bantarangin beda dulu dengan sekarang. Kegiatan sebagai penutup perayaan grebeg suro itu tidak semeriah sekarang. Munculnya acara ini tidak bisa lepas dari peran mantan Bupati Ponorogo H. Amin, SH, MH. Lantaran semasa  menjadi wakil bupati, Amin adalah salah satu orang yang menggagasnya.

“Saya yang merintis dengan dana swadaya masyarakat Somoroto saat masih menjadi wakil bupati jaman bupati Muhadi. Awalnya hanya kirab dokar tidak seberapa lambat laun semakin bertambah ramai,” ungkap H. Amin, SH, MH yang saat ini menekuni sebagai ketua KUD Bantarangin.

Sejak saat itu Amin terus berusaha dan memperjuangkan agar masuk menjadi agenda tahunan pemerintah kabupaten Ponorogo. Hal itu ditindak lanjuti pengurus yayasan sosial seni budaya dan olahraga Bantarangin. Salah satunya yakni dengan membangun monumen bantarangin.

Lokasi monumen bantaranguin diyakini sebagai petilasan kerajaan bantarangin. Lantaran, masyarakat sekitar wilayah Somoroto menemukan batu bata yang diperkirakan bekas kerajaan yang dipimpin ratu Klonosewandono. “Ada oro oro ombo jenenge Seboto. Nyapo kok Seboto sebabe pas nggaru mluku macul kerep oleh boto, botone gedi-gedi, mulakno diarani seboto, niku diyakini petilasan kerajaan bantarangin,” bebernya.

Menurutnya, monumen bantarangin digagas oleh sesepuh dan tokoh masyarakat, beserta tokoh seni budaya pada tahun 1984. Ini untuk menandai atau tetenger petilasan Kerajaan Bantarangin sebagai cikal bakal Reyog Ponorogo yang lokasinya di Desa Somoroto Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo.

Gagasan tersebut pada bulan Nopember tahun 2002 disampaikan ke DPRD Kabupaten Ponorogo diterima atau direspon oleh Komisi D diteruskan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo. Pada bulan Desember tahun 2002 Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Ponorogo gagasan tersebut dianjurkan untuk dibuat suatu makalah (dibukukan) untuk diseminarkan (sarasehan) pada moment grebeg Suro 2003

Akhirnya pada tanggal 27 Februari 2003 Dinas Pariwisata mengadakan sarasehan yang diikuti tokoh masyarakat dan budayawan dari 21 kecamatan se kabupaten Ponorogo beserta peserta Festival Reyog Nasional IX yang bertempat d Gedung Korpri ponorogo yang pada waktu itu narasumber Drs. Hartono dan sesepuh Ponorogo Kasni Gunopati (Mbah Wo Kucing).

Amin menceritakan, dari hasil sarasehan itu menyetujui dua kesepkatan. Pertama, bahwa reyog Ponorogo asal mula cikal bakalnya dari kerajaan bantarangin yang berlokasi di Desa Somoroto Kauman Ponorogo. Mohon Pemkab Ponorogo membebaskan tanah bekas kerajaan bantarangin yang ditandai dengan monumen. Juga permohonan untuk membangun musium dan gedung serba guna.

Kemudian, pada hari Minggu tanggal 23 Nopember 2014 tepatnya dalam acara grebeg tutup bulan suro rekomendasi hasil sarasehan cikal bakal reyog tangal 27 Februari 2003 telah dibangun dan selesai oleh pemkab ponorogo. Saat ini sudah terbangun monumen prabu klono sewandono raja bantarangin 2007, panggung seni bantarangin 2011 dan GOR serbaguna 2013. Pihaknya meminta tanah kepada Bapak Imam Sudrajat serta mendapat tambahan dari pemerintah kabupaten Ponorogo. “Kedepan masih butuh dibangun Gazebo kanan kiri panggung serta musium reyog agar wisatawan tidak bingung mengetahui sejarah reyog,” sebutnya.

Pihaknya berharap, di bawah pemerintahan bupati siapapun agenda grebeg tutup bulan suro bantarangin ini terus dilestarikan. “Mudah mudahan tetap dilestarikan, rakyat senang, sejarah pun bisa lestari,” pungkasnya. Dimasa Bupati Amin, juga sudah dirintis bangunan panggung untuk pentas reyog di wilayah Arjowinangun dan Ngebel. (ADMIN)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "H. Amin, SH: KUD Bantarangin Perintis Grebeg Tutup Suro Bantarangin"

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.